3 Dampak Negatif Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental
Gaya Hidup

3 Dampak Negatif Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental

Dampak Negatif Media Sosial – Pengguna media sosial semakin meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data We are Social dan Hootsuite, jumlah pengguna media sosial di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 150 juta atau sekitar 56 persen dari total penduduk. Jumlah ini naik 20 persen dari survei serupa pada tahun sebelumnya.

Media sosial hadir sebagai platform komunikasi yang memudahkan masyarakat dalam bertukar informasi, baik dalam bentuk teks, gambar, maupun video. Tak heran jika keberadaan media sosial menjadi jembatan untuk terhubung dengan dunia luar yang lebih luas.

Namun, tahukah Anda kalau kini banyak orang yang mulai “panas” dengan media sosial? Beberapa orang menganggap melakukan detoks media sosial dapat menjaga kesehatan mental. Lantas, benarkah penggunaan media sosial bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental? Inilah faktanya.

Dampak Negatif Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental

1. Kecanduan Media Sosial

Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan. Hal tersebut terungkap melalui penelitian dari Nottingham Trent University yang meneliti karakteristik psikologis, kepribadian, dan hubungannya dengan penggunaan media sosial.

Baca juga: 5 Tips Menciptakan Ruang Kerja yang Inspiratif di Rumah

Akibatnya, seseorang rentan mengalami kecanduan media sosial jika penggunaannya tidak teratur (misalnya kecanduan Facebook). Kriteria kecanduan seperti penggunaan media sosial membuat seseorang mengabaikan kehidupan pribadinya dan mempengaruhi suasana hatinya (seperti perasaan cemas dan gelisah ketika berhenti menggunakannya).

2. Kesepian

Memiliki jumlah pengikut di media sosial yang banyak tidak menjamin seseorang akan merasa bahagia dan tidak kesepian. Sebuah studi oleh antropolog dan psikolog Inggris R.I.M. Dunbar, menunjukkan bahwa otak manusia terbatas dalam menangani banyak teman. Hanya melalui interaksi sosial melalui kontak tatap muka seseorang dapat menjaga persahabatan dan hubungannya dengan orang lain.

3. Kurangnya kebahagiaan dapat menyebabkan depresi

Seringkali terjadi ketika seseorang membandingkan dirinya dengan kehidupan orang lain yang dilihatnya melalui media sosial. Hal tersebut terungkap dalam penelitian dari Palo Alto University, Amerika Serikat pada Oktober 2014. Jika terus berlanjut, perasaan tidak bahagia bisa berujung pada kecemasan dan depresi.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Mental Health and Addiction menganalisis pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental orang dewasa di Indonesia. Hasilnya penggunaan media sosial dapat menyebabkan depresi hingga 9 persen.

Selain kesehatan mental, penggunaan media sosial secara berlebihan juga dapat berdampak pada kesehatan fisik. Di antaranya membuat seseorang sulit tertidur bahkan sulit tidur. Pasalnya, cahaya gadget menghambat produksi melatonin, yaitu hormon tubuh yang berfungsi sebagai penanda waktu tidur dan menyebabkan kantuk. Lantas, berapa lama dianjurkan menggunakan media sosial dalam sehari? Jawabannya, belum ada kesepakatan pasti. Namun, Anda disarankan untuk menggunakan media sosial tidak lebih dari dua jam per hari.

Jika Anda merasakan tekanan psikologis (seperti cemburu dan cemas) setelah melihat postingan orang lain, segera hentikan penggunaan media sosial. Lebih baik alihkan pikiran Anda ke aktivitas lain, seperti bertemu teman, ngobrol bersama keluarga, berolahraga, menonton film, mendengarkan lagu, dan aktivitas lain yang membuat Anda bahagia.

Anda mungkin juga suka...